Minggu, 04 Oktober 2015

Resume Azas-azas Manajemen

Ini adalah tugas resume mata kuliah azas-azas manajemen sebelum direvisi. kalo yang setelah direvisi udah aku susun lebih ringkas lagi

1.      KONSEP DAN TEORI MANAJEMEN
a.      Esensi dan Pengertian Manajemen
Jika mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung beberapa pengertian diantaranya:
1.   Manajemen sebagai suatu proses.
2.   Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
3.    Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
4.    Manajemen sebagai profesi.
5.    Manajemen sebagai subjek dan manajemen sebagai objek.
Manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer yang berhubungan dengan suatu pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain dengan menggunakan sumber-sumber yang dibutuhkan dan dilakukan secara sadar dan terus-menerus.
Menurut G.R. Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut Federick Winslow Taylor, manajemen adalah suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain) atau setiap sistem kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan. Menurut  A. Sanusi, manajemen adalah merupakan suatu sistem perilaku manusia yang koperatif yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan yang rasional.
b.      Tujuan Mempelajari Manajemen
Tujuan utama mempelajari manajemen ialah meningkatkan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) manajerial untuk membuat deskripsi, penjelasan, dan prediksi tentang fenomena manajemen untuk menghasilkan praktik manajemen dengan benar dan yang benar dalam usaha mencapai tujuan organisasional secara efektif dan efisien.
c.       Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen sebagaimana yang dikemukakan oleh Henry Fayol selaku pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis terdiri dari :
1.      Pembagian kerja (Division of work)
2.      Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3.      Disiplin (Discipline)
4.      Kesatuan perintah (Unity of command)
5.      Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6.      Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7.      Penggajian pegawai
8.      Pemusatan (Centralization)
9.      Hirarki (tingkatan)
10.  Ketertiban (Order)
11.  Keadilan dan kejujuran
12.  Stabilitas kondisi karyawan
13.  Prakarsa (Inisiative)
14.  Semangat kesatuan, semangat korps
Prinsip-prinsip tersebut bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.
d.      Fungsi Manajemen
Secara garis besar fungsi manajemen terdiri atas:
1.        Perencanaan (planning), termasuk pula didalamnya fungsi forecasting.
2.        Pengorganisasian (organizing), termasuk pula fungsi staffing, resourcing, coordinating.
3.        Penggerakkan atau pelaksanaan (actuating), termasuk didalamnya fungsi motivating, directing, commanding, leading, communicating, reporting. 
4.        Pengawasan (controlling), termasuk pula didalamnya fungsi evaluating.
e.       Sumber-sumber yang Dibutuhkan dalam Manajemen
Mengenai sumber-sumber yang dibutuhkan dalam manajemen kita dapat menyebutnya sebagai “The Six M”, yaitu:
1.        Man (sumber daya manusia)
2.        Money (uang atau modal)
3.        Material (sarana dan prasarana)
4.        Methode (cara atau metode kerja)
5.        Machine (peralatan kerja yang bersifat mekanis)
6.        Market (proses pemasaran)
f.       Lingkungan Manajemen
Dalam mencapai tujuan manajemen tentunya kita akan berinteraksi dengan lingkungan sebagai sumber masukan dan sebagai sasaran keluaran. Lingkungan yang ada pada manajemen yaitu:
1.      Lingkungan internal, yang meliputi sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, sumberdaya fisik, sumberdaya informasi serta sumber-sumber sistem dan teknologi, serta budaya dan sistem nilai.
2.      Lingkungan eksternal, yang dapat diklasifikasikan lagi menjadi lingkungan khusus dan lingkungan umum.
a.)    Lingkungan khusus meliputi: pelanggan, pemasok, penyalur, pesaing, pemerintah, serikat pekerja, lembaga keuangan dan media.
b.)    Lingkungan umum meliputi kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan hukum, kekuatan sosial, kekuatan kultural, kekuatan teknologi, kekuatan alam dan kekuatan global.
g.      Hubungan Organisasi, Administrasi dan Manajemen
Organisasi dapat diartikan sebagai administrasi dalam bentuk statis, sedangkan manajemen dapat diartikan sebagai administrasi dalam bentuk dinamis. Mengenai hubungan organisasi, administrasi dan manajemen dapat dijelaskan melalui suatu teori yang dikenal dengan teori buah rambutan.
Saat melihat buah rambutan, yang pertama dilihat adalah kulit luar yang berwarna merah atau hijau. Setelah kulitnya dikupas maka akan terlihat dagingnya yang berwarna putih, dan setelah dimakan akan terlihat intinya yaitu biji rambutan.
Begitu pula dengan ini, hal pertama yang dilihat adalah organisasi sebagai wadah dari kegiatan tersebut. Di dalam organisasi tersebut terdapat kegiatan administrasi dan di dalam kegiatan administrasi tersebut terdapat kegiatan manajemen yang berupa pelaksanaan dari kegiatan administrasi tersebut.
Dalam kegiatan manajemen terdapat suatu kepemimpinan, dan dalam kepemimpinan tersebut akan terjadi proses pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dan dari seluruh rangkaian diatas kita akan mendapati manusia sebagai inti dari semua kegiatan tersebut.

2.      SEJARAH PERKEMBANGAN  MANAJEMEN
a.        Praktik-praktik Manajerial Awal
Praktik-praktik manajerial bukanlah hal yang baru, ia telah ada pada zaman Sumeria, Babilonia, Mesir, Syiria, Persia, Mesopotamia, Cima, Romawi. Misalnya dalam pembuatan Piramida di Mesir, pastilah ada perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dalam proses pembangunannya.
b.        Perkembangan Awal Teori Manajemen
Pada abad 18 Adam Smith mengemukakan pendapatnya bahwa pembagian kerja melalui spesialisasi dapat menghasilkan effisiensi ekonomis yang mencolok.
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yaitu Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1782-1871). Pada tahun 1800-an, Robert Owen  menekankan penting unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik untuk karyawan, dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Sedangkan Charles Babbage, ia mencurahkan banyak waktunya untuk membuat untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.
c.         Pendekatan Manajemen Utama
1.      Teori Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen ilmiah ditandai oleh konstribusi-konstribusi dari Federick W. Taylor (1856-1915), Frenk dan Lillian Gilberth (1868-1924 dan 1878-1972), Henry L. Gantt (1861-1919), dan Harrington Emerson (1853-1931).
Karya pemikiran Taylor yang berudul ”The Principles of Scientific Management” tahun 1911 menandai awal penciptaan sebuah teori yang serius di bidang manajemen. melalui kajian ilmiah dan dipadukan dengan pengalaman praktiknya, meningkatkan motivasi dan minat Taylor untuk menghasilkan suatu pendekatan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui Scientific Management. Scientific Management merupakan suatu pendekatan untuk menekankan studi ilmiah tentang metode-metote kerja secara teratur untuk meningkatkan efisiensi pekerja. Manajemen ilmiah sebagai awal sejarah teori manajemen menentukan secara ilmiah metode-metode terbaik untuk pelaksanaan tiap tugas, memilih, melatih, dan memotivasi para pekerja.
Frederick Winslow Taylor yang dikenal sebagai Bapak manajemen ilmiah menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah, yaitu sebagai berikut:
a.       Mengganti cara tidak teratur dengan pengetahuan yang sistematis.
b.      Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok.
c.       Mencapai kerjasama manusia, bukan individualisme.
d.      Menghasilkan output yang maksimal, bukan output yang terbatas.
e.       Mengembangkan pekerja sampai taraf setinggi-tingginya untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri.
Manajemen ilmiah ini juga didukung oleh Frank dan Lillian Gilbreth yang merupakan pelopor study waktu. Dalam konsep Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera film, ia mencoba mencari gerakan paling menghemat untuk setiap pekerjaan agar bisa menaikkan prestasi dan mengurangi kelelahan.
2.      Teori Manajemen Klasik
Pelopor teori ini adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Helberd Simon, Chester I Banard. Teori ini lahir karena kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks. Henry Fayol mengemukakan ada 14 prinsip manajemen yang merupakan kebenaran universal sebagai prinsip umum manajemen.
Fayol juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis (produksi), komersial (pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Para ahli teori manajemen klasik dibatasi oleh pengetahuan pada zamannya, namun banyak dari teori klasik itu tetap bertahan sampai sekarang.  Manajemen klasik masih diterima sampai sekarang, karena membuat pemisahan kerja.
3.      Manajemen Hubungan Manusiawi
Pelopor teori ini adalah Hawthorn studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo Munsterberg.  Teori hubungan manusia ini menggambarkan cara-cara bagaimana manajer berhubungan dengan bawahannya.  Aliran hubungan manusiawi ini memperkuat aliran klasik, yaitu dengan menambahkan wawasan sosial dan psikologi.
Kalau ‘manajemen manusia’ mendorong kerja yang lebih baik dan lebih keras, itu berarti hubungan antar manusia dalam organisasi itu baik.  Hawthorn studies mengatakan yang penting diperhatikan untuk meningkatkan produktifitas adalah faktor perilaku manusia dan sosial.  Pekerja akan bekerja lebih keras kalau mereka yakin bahwa supervisor memberi perhatian kepada mereka.
Sejalan dengan Hawthorn studies, menurut Hugo Munstenberg, produktifitas dapat ditingkatkan dengan  3 jalan : 
a.         Menemukan orang yang terbaik.
b.        Menciptakan kondisi psikologis dan pekerjaan yang terbaik.
c.         Menggunakan pengaruh psikologis untuk mendorong karyawan.
4.      Manajemen Modern
Pelopor teori ini adalah Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas Mc Gregor, Edar Schien, David Mc Cleland, Robert Blake and Jane Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker dan ahli-ahli manajemen operasi/manajemen sains.  Manajemen modern adalah perluasan manajemen ilmiah.  Manajemen modern mulai berkembang sejak tahun 1940-an dan banyak menggunakan manajemen sains atau manajemen operasi atau riset operasi sebagai pendekatan ilmu manajemen, yang banyak menggunakan ilmu matematika, fisika, untuk memecahkan masalah operasional.  Pada awalnya ilmu manajemen operasi digunakan dalam ilmu kemiliteran dalam hal-hal operasional militer.  Tujuan dari manajemen sains/manajemen ilmu adalah untuk memberikan landasan kuantitatif dalam pengambilan keputusan (Gibson, Donelly, Ivancevich, 1996).
Dalam manajemen modern, konsep manajemen dibagi menjadi :
a.         Manajemen berdasarkan hasil.
b.        Manajemen berdasarkan tanggungjawab sosial.
c.         Manajemen berdasarkan sasaran.
d.        Manajemen berdasarkan pengecualian.
e.         Manajemen terapan.


3.      PERAN, KETERAMPILAN DAN PENDEKATAN MANAJERIAL
a.      Pengertian dan Tipe Manajer
Manajer diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan manajemen atau orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengatur penggunaan semua sumber daya yang ada dalam manajemen agar tercapainya tujuan-tujuan organisasi.
Mengenai tipe-tipe manajer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Menurut tingkatan organisasional, dibedakan menjadi tiga tipe:
-           Manajer tingkat bawah (lower level manager) yang menurut urutan disebut manajer lini pertama (the first-line manager, the first-line of the managerial level)
-           Manajer tingkat menengah (middle level manager) atau manajer lini kedua.
-           Manajer tingkat puncak (top middle level) atau manajer lini ketiga.
2.      Menurut jangkauan kegiatan, dibedakan menjadi:
-           Manajer umum
-           Manajer fungsional
3.      Menurut cakupan otoritas, dibedakan atas:
-           Manajer lini
-           Manajer staf
4.      Menurut sistem manajerial, yaitu dibedakan menjadi:
-           Manajer tingkat teknik
-           Manajer tingkat organisasional
-           Manajer tingkat institusional
5.      Menurut sifat pekerjaan, dibedakan menjadi:
-           Manajer teknik
-           Manajer administratif
-           Manajer konsultasi
b.      Peran-peran Manajerial
Menurut Henry Mintzberg, ada tiga peranan penting seorang manajer pada semua tingkatan organisasional yaitu:
1.      Peran interpersonal, yaitu peran manajer dalam menjaga kelancaran operasi organisasi.
2.      Peran informasional, yaitu peran manajer dalam memberi informasi dan menerima informasi.
3.      Peran desisional, yaitu berhubungan dengan apa yang dapat atau akan dilakukan dan yang tidak dapat atau tidak akan dilakukan oleh bawahannya atau organisasi unit kerjanya.
c.       Keterampilan Manajerial
Menurut Robert L. Katz, ia mengidentifikasi tiga tipe dasar keterampilan manajerial , yaitu:
1.      Keterampilan teknik, yaitu keterampilan yang berhubungan erat dengan penggunaan alat-alat, prosedur-prosedur, metode-metode, dan teknik-teknik dalam suatu aktivitas manajemen.
2.      Keterampilan hubungan manusia, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan bagaimana cara menciptakan dan membina hubungan yang baik dengan orang lain agar tercipta hubungan kerja sama yang produktif dengan orang lain.
3.      Keterampilan konseptual, yaitu kemampuan mental dalam mengkoordinasi dan memadukan semua kegiatan dan kepentingan dalam organisasi.
Selain tiga keterampilan manajerial dasar diatas, dalam buku Asas-asas Manajemen (Ulber Silalahi: 2011) disebut pula dua keterampilan manajerial lain yaitu: keterampilan administratif dan keterampilan diagnostik.
d.      Pendekatan dalam Manajemen
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan oleh seorang manajer dalam kegiatan manajemen, yaitu:
1.        Pendekatan berdasarkan kebiasaan, yaitu pendekatan yang fokus perhatiannya diarahkan pada nilai-nilai sejarah atau pengalaman.
2.        Pendekatan berdasarkan kelakuan antarindividu, yaitu pendekatan berdasarkan hubungan antar manusia yakni tingkah laku hubungan manajer dengan bawahan dan tingkah laku hubungan bawahan dengan bawahan sebagai manusia.
3.        Pendekatan berdasarkan kelakuan kelompok, yaitu pendekatan berdasarkan psikologi sosial suatu studi pola budaya mengenai susunan tingkah laku kelompok manusia yang diartikan sebagai sistem, pola hubungan antar manusia di antara kelompok.
4.        Pendekatan sistem kerja sama sosial, yaitu manajer memimpin suatu organisasi berdasarkan kerja sama manusia yang dipengaruhi oleh:
-     Batasan alam
-     Batasan psikologi
-     Batasan sosial
-     Batasan biologi
5.        Pendekatan sistem sosio teknik, yaitu pendekatan yang menyangkut masalah teknis seperti methods, machines, dan equipment.
6.        Pendekatan teori keputusan, yaitu pemilihan secara rasional yang dititikberatkan pada keputusan rasional, logis, dan ilmiah.
7.        Pendekatan pusat komunikasi, yaitu keputusan yang ditetapkan oleh manajer lalu dikomunikasikan kepada para bawahan untuk dilaksanakan dan hasil pelaksanaannya dikomunikasikan lagi kepada manajer.
8.        Pendekatan matematis, yaitu menggunakan bantuan operation research yang merupakan penerapan dari metode ilmiah terhadap masalah-masalah manajemen yang dikemukakan secara kuantitatif.
9.        Pendekatan situasional, yaitu pendekatan yang mempelajari manajemen didasarkan pada sifat situasional (sikon) internal atau eksternal organisasi pada saat tersebut.
10.    Pendekatan sumber daya manusia, yaitu pendekatan manajemen yang menggunakan sumber daya manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari mengenai masalah-masalah individu, kelompok kerja, lingkungan kerja, dan motivasi-motivasi apa yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dari sumber daya manusia itu.
11.    Pendekatan kombinasi, yaitu gabungan atau kombinasi dari berbagai pendekatan manajemen.










4.      FUNGSI PERENCANAAN
a.    Konsep Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi yang pertama dan paling utama dalam suatu kegiatan manajemen. Perencanaan merupakan dasar untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lain. Suatu rencana memuat pernyataan tentang tujuan yang ingin dicapai dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi karena:
1.      Perencanaan memberikan arah kepada setiap anggota organisasi dalam pencapaian tujuan.
2.      Perencanaan mengurangi ketidakpastian.
3.      Perencanaan meningkatkan koordinasi.
4.      Perencanaan meningkatkan seperangkat standar-standar yang digunakan dalam pengendalian.
5.      Perencanaan memperbaiki manajemen waktu.
b.   Prinsip-prinsip Perencanaan
Ada beberapa asas-asas atau prinsip dasar dalam perencanaan, yaitu sebagai berikut:
1.        Asas pencapaian tujuan
2.        Asas perencanaan efisien
3.        Asas mengutamakan perencanaan
4.        Asas pemerataan perencanaan
5.        Asas patokan perencanaan
6.        Asas kebijaksanaan pola kerja
7.        Asas waktu
8.        Asas pengkomunikasian perencanaan
9.        Asas alternatif
10.    Asas pembatasan faktor
11.    Asas keterikatan
12.    Asas fleksibilitas
13.    Asas ketetapan arah
14.    Asas perencanaan strategis
c.    Proses Perencanaan
Proses perencanaan akan efektif dan efisien jika dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.      Menetapkan tujuan, meliputi penetapan:
a.       Visi
b.      Misi
c.       Nilai-nilai organisasional
d.      Sasaran
2.      Formulasi rencana strategis, meliputi:
a.       Strategi level korporasi
b.      Strategi level bisnis
c.       Strategi level fungsional
3.      Mengembangkan rencana operasional, meliputi:
a.       Rencana fungsional
b.      Rencana tetap
c.       Rencana sekali pakai
4.      Implementasi dan monitor hasil
Rencana diimplementasikan melalui kegiatan pengorganisasian, pengadaan sumberdaya, komunikasi, kepemimpinan, motivasi dan pengendalian. Selanjutnya, implementasi rencana harus dievaluasi secara reguler.
















5.      FUNGSI PENGORGANISASIAN
a.    Konsep Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan menetapkan pekerjaan-pekerjaan, pengelompokan fungsi-fungsi, mendistribusikan otoritas kepada unit-unit, dan mengoordinasi pelaksanaan tugas-tugas. Setiap organisasi memiliki struktur yang merupakan gambaran dari suatu organiasi.
Pengorganiasian sangat penting dalam kegiatan manajemen karena:
1.      Dengan pengorganisasian dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas dari pekerjaan organisasi.
2.      Dengan pengorganisasian dapat menetapkan akuntabilitas organisasi.
3.      Dengan pengorganisasian dapat memfasilitasi komunikasi.
b.   Prinsip-prinsip Pengorganisasian
Agar hubungan-hubungan otoritas dalam struktur organisasi menjadi jelas, maka pengorganisasian perlu didasari oleh prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
1.      Prinsip skalar
2.      Prinsip delegasi
3.      Prinsip kemutlakan tanggung jawab
4.      Prinsip keseimbangan otoritas dan tanggung jawab
5.      Prinsip kesatuan perintah
6.      Prinsip tingkatan otoritas
c.    Proses Pengorganisasian
Untuk menghasilkan struktur organisasi yang efektif dan efisien maka haruslah mengikuti tahap-tahap pengorganisasian sebagai berikut:
1.      Pembagian kerja
2.      Departementalisasi, yaitu pengelompokkan pekerjaan ke dalam fungsi-fungsi atau divisi-divisi sebaga unit-unit kerja yang logis untuk mencapai tujuan.
3.      Distribusi otoritas
4.      Koordinasi
                                 




6.      FUNGSI PENGGERAKAN
a.    Konsep Penggerakkan
Penggerakkan atau pengarahan adalah suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi yang dilakukan oleh manajer kepada bawahannya agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan penggerakkan atau pengarahan adalah menjamin kontinuitas perencanaan, membudayakan prosedur standar, menghindari kemungkinan yang tak berarti, membina disiplin kerja, dan membina motivasi yang searah.
Pokok-pokok masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan ini adalah tingkah laku manusia, hubungan manusiawi, komunikasi dan kepemimpinan.
b.   Prinsip Penggerakkan
Berikut beberapa prinsip penggerakkan, yaitu:
1.    Prinsip mengarah pada tujuan
2.    Prinsip keharmonisan dengan tujuan
3.    Prinsip kesatuan komando
c.    Proses Penggerakkan
Penggerakkan terdiri atas beberapa kegiatan yang memiliki peranan penting, diantaranya:
1.        Motivasi
2.        Pembimbingan
3.        Penjalinan hubungan
4.        Penyelenggaraan komunikasi
5.        Pengembangan atau peningkatan pelaksana
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang diperlukan dalam penggerakkan, yaitu:
1.        Kepemimpinan
2.        Sikap dan moril
3.        Tatahubungan
4.        Perangsang
5.        Supervisi
6.        Disiplin


7.      KOORDINASI
a.    Konsep Koordinasi
Koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja ke arah tujuan yang sama. Objek dari koordinasi adalah menyatukan seluruh usaha pengorganisasian oleh manajer dan dan memastikan bahwa proses pengorganisasian menyumbang bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Dasar fundamental dari koordinasi adalah kesatuan komando, rantai komando, dan rentang manajemen atau rentang kontrol.
b.   Jenis Koordinasi
Terdapat  beberapa klasifikasi jenis koordinasi, yaitu sebagai berikut:
1.      Menurut Tosi dan Carroll (1982), ada dua jenis koordinasi yaitu: koordinasi vertikal dan koordinasi horizontal.
2.      Menurut Drs. Soewarno Handayaningrat (1991), ada dua jenis koordinasi yaitu: koordinasi intern dan koordinasi ekstern.
3.      Menurut penjelasan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1988 tentang koordinasi kegiatan instansi vertikal di daerah, pasal 1: ada tiga jenis koordinasi, yakni koordinasi fungsional, koordinasi instansional dan koordinasi territorial.
c.    Prinsip Koordinasi
Berikut beberapa prinsip koordinasi yang harus dijalankan agar tercapainya tujuan organisasi, yaitu :
1.      Prinsip kesatuan arah dan tujuan.
2.      Prinsip kesepakatan tentang kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.
3.      Prinsip ketaatan dan loyalitas.
4.      Prinsip saling tukar informasi kegiatan, hasil yang dicapai dan masalah yang dihadapi.
5.      Prinsip saling menghormati, saling percaya dan saling membantu.
6.      Prinsip profesionalitas.
7.      Prinsip saling dapat dipercaya.
8.      Prinsip ketepatan penggunaan alat koordinasi.
9.      Prinsip efisiensi.
10.  Prinsip adanya koordinator atau pemimpin yang menggerakan dan memonitor seluruh pelaksanaan kerjasama dalam organisasi dan mengerti serta mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
d.   Teknik Koordinasi
Terdapat beragam teknik koordinasi, diantaranya:
1.    Teknik koordinasi dengan pendekatan proses manajemen, meliputi:
a.    Koordinasi dalam perencanaan
b.    Koordinasi dalam pengorganisasian
c.    Koordinasi dalam penempatan pegawai (staffing)
d.   Koordinasi dalam pengarahan
e.    Koordinasi dalam pengawasan
2.    Teknik koordinasi dengan pendekatan pasar.
3.    Teknik koordinasi dengan pendekatan hubungan antarstruktur (organisasi).
4.    Teknik koordinasi dengan pendekatan partisipasi masyarakat.




















8.      KEPEMIMPINAN
a.    Konsep Kepemimpinan
Secara umum, kepemimpinan adalah tindakan mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang ke arah pencapaian tujuan-tujuan. Elemen utama dari konsep kepemimpinan yaitu pemimpin, pengikut, situasi, dan tujuan. Antara pemimpin, pengikut dan situasi terjadi interaksi untuk mewujudkan tujuan.
Kepemimpinan yang efektif memiliki peranan penting dan strategis untuk menentukan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Menjadi pemimpin efektif merupakan tuntutan bagi setiap manajer. Untuk menjadi pemimpin efektif, kita dituntut untuk menguasai keterampilan-keterampilan dalam hal komunikasi, hubungan interpersonal, dan hubungan manusia.
b.   Perbedaan Antara Manajemen dan Kepemimpinan
Berbicara mengenai manajemen pasti berhubungan dengan kepemimpinan, tapi berbicara tentang kepemimpinan tidak selalu berhubungan dengan manajemen. Berikut beberapa perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan:
1.      Manajemen adalah bekerja bersama atau melalui orang lain untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan adalah mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar berperilaku ke arah pencapaian tujuan.
2.      Manajemen berhubungan dengan benda atau barang yang di-manage. Sedangkan kepemimpinan berhubungan dengan orang yang dipimpin.
3.      Manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja dari satu  atau lebih orang lain dalam organisasi. Sedangkan pemimpin mampu mempengaruhi dan menggerakkan orang lain yang ia pimpin agar bisa mencapai tujuan.
4.      Manajer tidak banyak melibatkan emosi serta menggunakan perilaku yang lebih konservatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pemimpin membangkitkan semangat, hasrat dan memberi inspirasi bagi orang lain agar berkinerja lebih baik.
5.      Manajer mengimplementasikan visi organisasi, sedangkan pemimpinlah yang menciptakan visi.
6.      Manajer cenderung menggunakan cara standar dan mapan untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan pemimpin lebih menggunakan imajinasinya serta teknik pemecahan masalah yang kreatif untuk menciptakan perubahan.
7.      Manajer adalah orang yang bekerja dengan benar (people who do things right). Sedangkan pemimpin adalah orang yang melakukan pekerjaan yang benar (people who do right thing).
8.      Manajer mengutamakan efisiensi dalam menaiki tangga keberhasilan. Sedangkan pemimpin menentukan apakah tangganya bersandar pada dinding yang benar.
9.      Manajer menjalankan fungsi pemimpinan bersama-sama dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan sumberdaya, pengkomunikasian, dan pemotivasian. Sedangkan pemimpin tidak perlu melakukan hal-hal tersebut (tidak perlu jadi manajer).
c.    Teori Kepemimpinan
Ada tiga teori kepemimpinan yang dapat menjelaskan berhasil atau tidaknya kepemimpinan seseorang, yaitu :
1.      Teori Sifat à Pemimpin efektif memiliki satu set sifat-sifat atau karakteristik, seperti karakteristik fisik (contoh: tinggi, besar, penampilan, energi), karakteristik kepribadian (contoh: ekstroversi, motivasi, jujur, dan integritas), keterampilan dan kemampuan (contoh: intilegensi, pengetahuan, kompetensi teknis), dan faktor-faktor sosial (contoh: keterampilan interpersinal, sosiabilitas, dan posisi sosio-ekonomi).
2.      Teori Perilaku à Kemampuan untuk memimpin dan mengikuti pimpinan didasarkan atas perilaku pemimpin atau gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin secara umum berkelakuan terhadap pengikut.
3.      Teori Kontinjensi à Kepemimpinan efektif tidak hanya bergantung pada sifat dan perilaku pemimpin saja, melainkan pada berbagai situasi yang berbeda. Semakin pemimpin bisa mengadaptasi gaya kepemimpinan mereka untuk memenuhi tuntutan situasi tertentu dan tuntutan kebutuhan pengikut atau subordinasi atau bawahannya, maka pemimpin tersebut akan cenderung semakin efektif dalam upaya mencapai tujuan pribadi atau organisasi.




9.      MOTIVASI
a.    Konsep Motivasi
Motivasi adalah dorongan bagi individu berdasarkan mana ia berusaha (berperilaku) dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Motivasi dapat berasal dari faktor dalam (internal) seperti kebutuhan untuk mendapat gaji, kebutuhan untuk mendapat pujian, atau kebutuhan untuk berprestasi. Selain itu motivasi juga bisa berasal dari faktor luar (eksternal) seperti lingkungan kerja, dorongan orang lain dan lain-lain.
Kegiatan memotivasi dapat berupa paksaan dan hukuman, imbalan penghargaan atau pujian, atau dengan menciptakan kompetisi. Tujuan dan harapan yang jelas, realistis serta mudah dicapai juga bisa dijadikan motivasi.
b.   Teori Motivasi
Secara umum, teori motivasi dibedakan dalam dua kategori:
a. Teori isi (content theories) atau teori kebutuhan (need theories) yaitu teori memahami bagaimana kebutuhan manusia dan bagaimana orang dengan kebutuhan berbeda akan merespon situasi kerja yang berbeda. Teori ini menggunakan kebutuhan individual untuk menjelaskan perilaku dan sikap orang dalam kerja.
b.Teori proses (process theories), yaitu teori motivasi tentang bagaimana perilaku dimulai, diarahkan, dilanjutkan, dan dihentikan. Teori ini tidak berdasarkan pemenuhan kebutuhan dalam proses memotivasi orang untuk pencapaian tujuan, tetapi berdasarkan proses pikiran atau kognisi yang ada dalam diri manusia.
Berikut beberapa teori motivasi dari para ahli:
1.      Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow
Teori ini menekankan bahwa manusia terdorong untuk melakukan usaha untuk memuaskan lima kebutuhan dasar yang belum terpuaskan yang melekat pada diri manusia. Lima kebutuhan tersebut tersusun secara hierarkis dari tingkat yang sangat dasar hingga tingkat yang tinggi. Artinya, bila kebutuhan tingkat dasar telah terpenuhi barulah seseorang akan memenuhi kebutuhan pada tingkat diatasnya yang lebih tinggi. Lima kebutuhan tersebut yaitu:
a.       Kebutuhan psikologis
b.      Kebutuhan rasa aman
c.       Kebutuhan sosial
d.      Kebutuhan pengakuan
e.       Kebutuhan aktualisasi diri
2.      Teori ERG (Existence Relatedness Growth Theory) dari Clayton Alderfer
Teori ini menyebutkan ada tiga jenis kebutuhan yaitu:
a.       Kebutuhan eksistensi(Existence needs)
b.      Kebutuhan berhubungan (Relatedness needs)
c.       Kebutuhan berkembang (Growth needs)
3.      Teori kebutuhan motivasional dari David McClelland
David McClelland menggambarkan tiga tipe dari kebutuhan motivasional manusia yaitu:
a.       Motivasi prestasi
b.      Motivasi kekuasaan
c.       Motivasi afiliasi
4.      Teori dua faktor dari Frederick Herzberg
Berdasarkan teori ini ada dua situasi yang dirasakan seseorang, yaitu:
a.       ketika berhubungan dengan pekerjaan, dan
b.      ketika berhubungan dengan lingkungan kerja.
Kepuasan kerja atau tidak ada kepuasan kerja berkenaan dengan pekerjaan, sedangkan ketidakpuasan kerja atau tidak ada ketidakpuasan kerja berkenaan dengan lingkungan kerja.
5.      Teori harapan dari Victor Vroom
Teori ini menekankan bahwa motivasi seseorang untuk bekerja tergantung pada hubungan antara tiga faktor harapan, yaitu:
-           Harapan (expectancy) atau hubungan antara usaha dan kinerja.
-           Instrumentalitas (instrumentality) atau hubungan kinerja dan imbalan.
-           Valensi (valens) atau nilai yang diberikan terhadap imbalan yang didapat dari pekerjaannya.
6.      Teori Keadilan dari J. Stacy Adams
Teori ini menekankan bahwa tiap orang mengharapkan hasil (outcome) yang diterima sesuai masukan (inputs) yang diberikan dan juga dengan apa yang diterima orang lain baik di lingkungan pekerjaannya maupun di organisasi lain.
7.      Teori Penguatan dari B.F. Skinner
Menurut teori ini, seseorang akan mengulangi perilaku tertentu bilamana perilaku tersebut mendapatkan konsekuensi yang diharapkan dan akan menggantikan perilaku tersebut jika akibat dari perilaku ini mendapatkan konsekuensi yang tidak diharapkan atau disebut dengan law of effect.
Kunci untuk menerapkan model penguatan adalah memahami kebutuhan untuk mengelola konsekuensi dari perilaku subordinasi. Untuk mengontrol perilaku melalui manipulasi konsekuensi, manajer mempunyai empat opsi sebagai strategi penguatan atau modifikasi perilaku organisasional, yaitu:
-           Penguatan positif (positive reinforcement), yaitu usaha mendorong subordinasi melalui imbalan agar melakukan atau mengulang perbuatan positif seperti yang diinginkan oleh manajer.
-           Penguatan negatif (negative reinforcement) atau penghindaran (avoidance), yaitu dorongan agar subordinasi berperilaku sesuai dengan keinginan manajer, tetapi melalui eliminasi atau penghilangan dari suatu hasil yang idak menyenangkan perasaan individu dengan tetap memperhatikan standar kinerja yang diinginkan.
-           Peniadaan (extinction), yaitu penghilangan penguatan yang mengikuti perbuatan subordinasi yang tidak diinginkan agar perbuatan atau kesalahan tidak akan muncul lagi.
-           Hukuman (punishment), yaitu penerapan konsekuensi negatif setelah kinerja tidak memenuhi standar yang ditetapkan.









10.  KOMUNIKASI
a.    Konsep Komunikasi
Komunikasi merupakan proses yang menghubungkan berbagai komponen dalam organisasi secara bersama baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Inti dari komunikasi adalah pertukaran (penyampaian dan penerimaan) informasi antara pengirim dan penerima (orang atau tempat) sehingga ada saling pengertian karena memiliki makna yang sama tentang pesan yang dikirim dan diterima.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan manajemen dan organisasi karena komunikasi berperan sebagai sarana bagi manajer untuk menyampaikan informasi kepada bawahannya. Komunikasi juga berperan sebagai sarana memadukan aktivitas-aktivitas secara terorganisasi. Komunikasi merupakan sarana penyaluran masukan sosial ke dalam sistem sosial dan sebagai sarana memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, sarana untuk mencapai tujuan, membantu pelaksanaan dan memadukan fungsi-fungsi manajemen.
Dalam proses komunikasi terdapat beberapa elemen penting. Keseluruhan proses komunikasi berhubungan dengan dua tahap, yaitu tahap transmisi dan tahap umpan balik. Tahap transmisi meliputi tahap dimana pengirim menyampaikan pesan kepada individu atau kelompok lain hingga mereka menerima pesan dan memaknainya. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dimana terjadi umpan balik dari penerima pesan. Umpan balik adalah respon penerima terhadap isi pesan yang diberikan oleh penerima kepada pengirim.
b.   Berbagai Tipe Komunikasi
Ada beberapa tipe komunikasi yang memainkan peranan penting dalam transmisi pesan dalam organisasi. Tipe komunikasi tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
1.) Berdasarkan saluran komunikasi, dibedakan menjadi komunikasi formal dan komunikasi informal.
2.) Berdasarkan mode atau media komunikasi, dibedakan menjadi komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
3.) Berdasarkan arus komunikasi, dibedakan menjadi komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
4.) Berdasarkan jaringan komunikasi, dibedakan menjadi enam tipe jaringan komunikasi organisasional, yaitu: jaringan bentuk I, jaringan bentuk rantai atau U terbalik, jaringan bentuk lingkaran, jaringan bentuk roda/bintang, jaringan bentuk Y, dan jaringan semua saluran.
c.    Prinsip-prinsip Komunikasi Efektif
Berikut beberapa prinsip dasar untuk melakukan komunikasi yang efektif:
1.    Respect (perasaan positif atau menghormati lawan bicara)
2.    Empathy (kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah dihadapi orang lain)
3.    Audible (pesan dapat dimengerti dan dipahami)
4.    Clarity (jelas)
5.    Humble (rendah hati)
d.   Rintangan untuk Komunikasi Efektif
Rintangan-rintangan yang biasanya dihadapi dalam kegiatan komunikasi yaitu:
1.    Rintangan proses, misalnya terjadi pada pengirim, media komunikasi, penerima, dan rintangan pada feedback (umpan balik).
2.    Rintangan fisik, misalnya kebisingan saat berlangsungnya komunikasi seperti audiensi yang keluar masuk ruangan, ada gangguan telpon, dan lain-lain.
3.    Rintangan semantik, yaitu rintangan komunikasi yang berhubungan dengan kata-kata yang dipilih dan diucapkan kurang baik.
4.    Rintangan psikososial, yaitu rintangan dalam komunikasi yang timbul dari situasi emosional manajer atau pegawai. misalnya perbedaan dalam persepsi, perbedaan kemampuan dalam mendengarkan, perbedaan dalam penafsiran, perbedaan latar belakang individu.
5.    Rintangan organisasional, yaitu rintangan komunikasi yang timbul karena hierarki yang dilalui oleh pesan dalam suatu komunikasi formal.








11.  FUNGSI PENGAWASAN
a.    Konsep Pengawasan
Pengawasan merupakan hal yang penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
Dengan melakukan fungsi pengawasan, kita dapat mengetahui sejauh mana program yang telah dilaksanakan, dapat mengetahui jika ada penyimpangan dalam kegiatan pencapaian tujuan dan apa penyebab penyimpangan tersebut, serta dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya telah dilaksanakan secara efisien.
b.   Jenis-jenis Pengawasan
Ada beberapa jenis pengawasan sebagai berikut:
1.      Pengawasan fungsional (struktral)
2.      Pengawasan publik
3.      Pengawasan nonfungsional
c.    Proses Pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasan manajerial, yaitu:
1.    Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai oleh staf atau organisasi.
2.    Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolak ukur.
3.    Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-langkah intervensi.
d.   Prinsip-prinsip Pengawasan
Berikut beberapa prinsip dari pengawasan:
1.    Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan oleh dimengerti oleh staf, dan hasilnya mudah diukur.
2.    Fungsi pengawasan harus dipahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting.
3.    Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Ulber. 2011, Asas-asas Manajemen. Cetakan kesatu. Bandung: Revika Aditama.
Silalahi, Ulber. 2011, Studi Tentang Ilmu Administrasi. Cetakan kesembilan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar