Minggu, 04 Oktober 2015

Resume Mata Kuliah Human Relations & Public Relations

1.         PENDAHULUAN
A.    Tinjauan Historis Human Relations
Gerakan human relations dirintis oleh Jack Hallowan sekitar tahun 1850. Awal kemunculannya disebabkan oleh banyaknya perhatian yang tertuju kepada kebutuhan para pekerja yang mempengaruhi produktivitas kerja. Human relations muncul sebagai suatu konsep dengan melalui proses perjuangan dan pengujian yang sangat panjang, disertai pembuktian gejala hubungan manusia dalam proses produksi, baik produksi jasa maupun barang.
Sebelumnya para manajer memandang para pekerja sebagai komoditi yang dapat diperjualbelikan, bekerja dengan waktu yang teramat lama dengan upah yang rendah, serta kondisi kerja yang menyedihkan.
Kemajuan teknologi adanya Revolusi Industri menimbulkan pemikiran tentang peran tenaga manusia dalam organisasi mulai tahun 1760 di Inggris sampai penyebarannya ke Negara lain.
B.     Pengertian Human Relations
Dalam arti sempit, human relations diartikan sebagai komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan kerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati (Onong Uchajana).
Human relation sadalah keseluruh rangkaian hubungan, baik yang bersifat formal dan non-formal, antara atasan dan bawahan, atasan dengan atasan, serta bawahan dengan bawahan yang lain yang harus dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
C.    Inti Aktivitas Human Relations
Inti dari aktivitas Human Relations adalah komunikasi dan motivasi.
v  Komunikasi yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain melalui media atau perantara tertentu.
v  Motivasi yaitu proses pemberian dorongan atau daya gerak agar seseorang melakukan sesuatu, dalam hal ini misalnya dari seorang atasan kepada bawahannya agar ia giat bekerja.

2.         PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN HUMAN RELATIONS
A.    Prinsip Human Relations
Prinsip-prinsip Human Relations menurut Sondang Siagian dikenal dengan “The Ten Commandement of Human Relation”, yaitu:
1.      Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu dalam organisasi.
2.      Suasana kerja yang menyenangkan
3.      Informalitas yang wajar dalam lingkungan kerja
4.      Manusia (karyawan atau bawahan) bukan mesin
5.      Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat maksimal
6.      Pekerjaan menarik dan penuh tantangan
7.      Pengakuan serta penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas
8.      Alat perlengkapan yang cukup
9.      The right man in the right place (orang yang tepat untuk bidang atau jabatan tertentu)
10.  Balas jasa (gaji atau imbalan) harus setimpal dengan jasa yang diberikan

B.     Maksud dan Tujuan Human Relations
Maksud dan tujuan dari human relations dalam suatu organisasi atau perusahaan yaitu :
v  Untuk meningkatkan gairah kerja karyawan
v  Untuk memunculkan hubungan kerjasama yang baik
v  Untuk mengurangi aspek negatif atau konflik yang terjadi antara sesama bawahan atau antara bawahan dan atasan
v  Agar kita mengetahui hubungan kerja dengan faktor psikologis, sosiologis, komunikasi serta ekologi
v  Untuk menciptakan pegawai yang produktif

3.         HUBUNGAN HUMAN RELATIONS DENGAN PRESTASI KERJA
A.    Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap hasil pekerjaan yang dihadapinya. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang baik antara lain adalah hubungan yang terjalin dengan baik antar karyawan (human relations), situasi dan kondisi fisik dari lingkungan kerja itu sendiri, keamanan kerja yang baik, keadaan sosial lingkungan kerja, perhatian pada kebutuhan rohani, jasmani maupun harga diri dari lingkungan kerja, faktor kepemimpinan, pemberian insentif yang menyenangkan bagi pekerja.
Dengan kepuasan kerja yang tinggi dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan memberikan hasil kerja yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga tujuan dari instansi dapat tercapai.
B.     Gairah Kerja
Gairah kerja yaitu hasrat atau semangat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam aktivitas suatu organisasi dibutuhkan human relations yang berupa bentuk komunikasi dan motivasi yang bisa meningkatkan gairah bekerja seorang karyawan.
C.    Prestasi Kerja
Prestasi kerja yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau suatu perusahaan berdasarkan kecakapan, keterampilan pengalaman, kesungguhan, serta jawaban-jawaban dari beberapa faktor seperti :
·         Kemampuan, sikap, minat, pegawai
·         Kejelasan tugas dan peranan
·         Motivasi
Dengan melakukan human relations yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan prestasi kerja pun tercapai.
D.    Stress
Menurut T. Hani Handoko (1998:200), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan kerja dan pada akhirnya akan mempegaruhi prestasi kerja.
4.         MOTIF DAN MOTIVASI
A.    Kekuatan dan Perubahan Motif
Motif adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif merupakan tahap awal dari proses motivasi.
Suatu motif timbul berdasarkan kebutuhan hidup yang bervariasi dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks. Sehingga tidak mengherankan jika kekuatan motivasi individu juga bisa mengalami perubahan.
Suatu motivasi cenderung mengurangi kekuatannya manakala:
a.       Tercapainya suatu kepuasan
b.      Terhalangnya pencapaian kepuasan
c.       Perbedaan kognisi
d.      Frustasi atau
e.       Kekuatan motivasinya bertambah.

B.     Pemuasan Kebutuhan (Hirarki Kebutuhan)
Abraham Maslow mengemukakan teori hirarki kebutuhan dimana teori ini menekankan bahwa manusia terdorong untuk melakukan usaha untuk memuaskan lima kebutuhan dasar yang belum terpuaskan yang melekat pada diri manusia. Lima kebutuhan tersebut tersusun secara hierarkis dari tingkat yang sangat dasar hingga tingkat yang tinggi. Artinya, bila kebutuhan tingkat dasar telah terpenuhi barulah seseorang akan memenuhi kebutuhan pada tingkat diatasnya yang lebih tinggi. Lima kebutuhan tersebut yaitu:
1)      Fisiologis : kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan bebas dari rasa sakit.
2)      Keselamatan dan keamanan (safety dan security) : kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan.
3)      Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta : kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi dan cinta.
4)      Harga diri (esteems) : kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
5)      Perwujudan diri (self actualization) : kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan memaksimumkan penggunaan kemampuan , keahlian dan potensi.

C.    Kategori Aktivitas Situasi Motivasi
Dalam suatu lingkungan kerja, motivasi memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan gairah kerja para karyawan. Fungsi human relations dalam kegiatan manajemen adalah memotivasi karyawan agar ia mampu bekerja lebih giat sehingga menghasilkan produktivitas.
Suatu motif timbul berdasarkan kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia itu meliputi kebutuhan primer atau kebutuhan psikologis dan kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang bersifat sosial psikologis. Antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya pastilah memiliki beberapa kebutuhan yang berbeda, maka dari itu motivasi yang dilakukan harus disesuaikan bergantung kebutuhan karyawan tersebut.
Selain faktor kebutuhan, faktor lainnya yang termasuk kategori aktivitas situasi motivasi berdasarkan eksperimen adalah faktor persaingan dengan orang lain, bersaing dengan diri sendiri, serta faktor pembuatan jarak.

5.         HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA
A.    Stress dan Prestasi Kerja
Dalam hubungannya dengan prestasi kerja, stress dapat mendorong dan juga dapat menjadi penghambat pelaksanaan kerja. Jika tidak ada stress, tantangan kerja pun tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress, prestasi kerja cenderung naik. Namun bila stress terlalu besar, dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
B.     Hambatan Pemuasan Kebutuhan
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi adalah kebutuhan utama dan bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya tidak akan tergerak apabila kebutuhan utama belum dipenuhi secara wajar. Dengan demikian, seseorang maju ke atas hirarki kebutuhan setelah terpenuhi tingkat kebutuhan lebih rendah dan sebaliknya  Jika seseorang terus menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan pertumbuhan, maka kebutuhan akan keterkaitan  muncul kembali sebagai kekuatan motivasi utama yang menyebabkan individu tersebut mengarahkan kembali upayanya menuju pemenuhan kategori yang lebih rendah. Jadi hambatan tersebut mengarah pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih  rendah.
C.    Dorongan Untuk Berprestasi
Dorongan untuk Berprestasi (Need of Achievement) adalah keinginan/tekad untuk bekerja dengan baik atau melampaui standar prestasi. Standar tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau (Improvement); ukuran yang objektif (results orientation); melebihi orang lain (competitiveness); sasaran yang menantang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang lain (innovation). Hal ini menunjukan dorongan untuk bertindak secara lebih baik dan efisien.
Tingkat kedalaman perilaku untuk berprestasi antara lain:
1. Mencapai standar prestasi yang ditentukan
2. Meningkatkan kinerja
3. Menetapkan dan bekerja untuk mencapai sasaran yang menantang
4. Membuat keputusan berdasarkan analisa manfaat biaya.
5. Bertindak dengan mengambil risiko.

6.         HUMAN RELATIONS DAN KOMUNIKASI
A.    Konseling Sebagai Teknik Human Relations
Ditinjau dari segi komunikasi konseling adalah komunikasi antar persona. Yang bertindak sebagai konselor adalah manajer atau pimpinan kelompok karya, sedangkan konselinya adalah karyawan yang menghadapi suatu masalah atau yang menderita frustasi atau stress.
Tujuan konseling ialah membantu para karyawan memecahkan masalahnya sendiri, memecahkan masalah yang bersangkutan dengan karyawan atau mengusahakan adanya suatu yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkin ada.
Dalam kegiatan human relations ada dua jenis konseling yang dapat dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan kelompok karya. Kedua jenis tersebut ialah konseling yang langsung terarah dan konseling yang tak langsung terarah.

B.     Teori Motivasi
Secara umum, teori motivasi dibedakan dalam dua kategori yaitu :
1.        Teori isi (content theories) atau teori kebutuhan (need theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana kebutuhan-kebutuhan karyawannya dan bagaimana orang dengan kebutuhan berbeda mampu merespon situasi kerja berbeda. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a.    Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow
b.    Teori ERG (Existence Relatedness Growth Theory) dari Clayton Alderfer
c.    Teori kebutuhan motivasional dari David McClelland
d.   Teori dua faktor dari Frederick Herzberg

2.        Teori proses (process theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana orang memberi makna terhadap imbalan dan peluang kerja yang tersedia untuk mengambilnya. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a.    Teori harapan dari Victor Vroom
b.    Teori Keadilan dari J. Stacy Adams
c.    Teori Penguatan dari B.F. Skinner

C.    Pendekatan Terpadu
Harsey and Blanchard  memadukan bermacam–macam teori yang berhubungan dengan daya, motivasi, kepemimpinan, perilaku, kepribadian, control, pengembangan organisasi, perubahan organisasi dan lain–lain dikarenakan kebanyakan teori-teori tersebut hanya diuraikan sebagai konsep–konsep yang berdiri sendiri, sebagai konsep yang tidak ada hubungannya satu sama lain. Ia memadukannya ke dalam pendekatan kepemimpinan situasional untuk maksud lebih menunjukkan persamaan dari pada perbedaan di antara teori–teori tersebut. Beberapa teori yang dipadukan tersebu diantaranya : perpaduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan, teori tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori motivasi dua faktor, tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; dan selain yang disebutkan tersebut masih banyak beberapa pendekatan terpadu lainnya.
7.         KEDUDUKAN HUMAN RELATIONS DALAM ADMINISTRASI
Di dalam setiap kegiatan administrasi, unsur manusia serta hubungan-hubungan antarmanusia itu merupakan faktor yang menentukan sukses-tidaknya proses administrasi itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa manusia di dalam suatu organisasi tidak boleh diperlakukan sama dengan unsur-unsur administrasi lainnya. Maka dari itu human relations harus dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang serasi dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
8.         KEDUDUKAN HUMAN RELATIONS DALAM HUBUNGAN KERJA
Kedudukan human relations dalam hubungan kerja adalah berfungsi sebagai pemberi keseimbangan antara subjective goal dan objective goal. Subjective goal adalah kebutuhan dari karyawan berupa materil (sandang, pangan, papan, dll) maupun kebutuhan non-materil (rasa aman, hubungan kerja yang harmonis, penghargaan, dll). Sedangkan objective goal adalah tuntutan instansi terhadap karyawannya untuk mewujudkan misi berupa peningkatan peayanan pada masyarakat (public service), bantuan yang bersifat sosial, dan mencari keuntungan.
9.         HUBUNGAN ADMINISTRASI, ORGANISASI, MANAJEMEN, DAN HUMAN RELATIONS
Mengenai hubungan administrasi, organisasi, manajemen dan human relations dapat dianalisis berdasarkan teori buah rambutan, dimana administrasi merupakan aktivitas terluas yang didalamnya mencakup organisasi (sebagai administrasi dalam bentuk statis) dan manajemen (sebagai administrasi dalam bentuk dinamis). Administrasi itu berhubungan dengan organisasi, dan dalam organisasi tersebut pasti ada fungsi-fungsi manajemen. Dalam menjalankan kegiatan tersebut maka dibutuhkan human relations yang baik untuk menjalin kerjasama yang harmonis untuk mencapai tujuan.
10.     PUBLIC RELATIONS DALAM MANAJEMEN
A.    Perkembangan Public Relations
o   .... - abad 17 àPRs as Non Organized Activity’ (public relations bukan merupakan aktivitas organisasi)
o   Abad 17 – 18 àPRs as Organized Activity’ (public relations mendukung aktivitas organisasi)
o   Abad 18 - 20 àPRs as Profesional’ (public relations sebagai profesi yang dikemas dengan profesional)
o   sekarang fase ‘PRs as Scienceà(humas sebagai bagian dari ilmu pengetahuan atau kental dengan teori)

B.     Pengertian dan Definisi Public Relations
v  The British Institute of Public Relationsàaktivitas public relations adalah mengelola komunikasi antar organisasi dan publiknya. Praktik PR adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya
v  The Stastment of Mexico àpublic relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanaka program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.
v  IPRA (International Public Relations Associaton)à PRs adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka.
C.    Proses Public Relations
Menurut Professor Marston, pakar Purel (Public Relations), ia menjelaskan bahwa kegiatan atau proses Public Relations melalui empat tahap, yakni tahap-tahap penelitian (research), perencanaan (planning), penggiatan (action), dan evaluasi (evaluation). Tahap ini berlangsung secara berkesinambungan.

11.     PUBLIC RELATIONS OFFICER (PRO)
A.    Fungsi Public Relations
Fungsi public relations menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi purel yakni :
1.    Mengabdi kepada kepentingan umum
2.    Memelihara komunikasi yang baik
3.    Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik

B.     Internal Public Relations
1.      Hubungan dengan Karyawan (Employee Relations) à Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, disebabkan memang beda dalam lingkungan hidupnya, pengalamannya, pendidikannya dsb. Tetapi di antara mereka terdapat hal-hal yang sama. Mereka sama-sama menghendaki: upah yang cukup, perlakuan yang adil, ketenangan bekerja, perasaan diakui, penghargaan atas hasil kerja, penyalur perasaan.
2.      Hubungan dengan Pemegang Saham (Stockholder Relations)à Komunikasi dengan para pemegang saham dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: menyatakan selamat kepada pemegang saham yang baru, memberikan laporan, mengirimkan majalah organisasi, mengadakan pertemuan.

C.    Eksternal Public Relations
3.    Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relations)àPara pelanggan tetap harus selalu dipegang jangan sampai pindah perhatiannya dan menjadi pelanggan perusahaan lain.
4.    Hubungan dengan Khalayak Sekitar (Community Relations)àKhalayak sekitar adalah orang-orang yang bertempat tinggal di sekitar komplek organisasi.
5.    Hubungan  dengan Pemerintah (Goverment Relations)àKomunikasi dengan instansi-instansi pemerintah ini akan membina dan hubungan harmonis, akan banyak membantu memperlancar jalannya organisasi.
6.    Hubungan dengan Pers (Press Relation)àHubungan baik terpelihara terus dengan orang-orang media massa, akan memperlancar kegiatan publikasi.

12.     PUBLIC RELATIONS DALAM PRAKTEK
Public relations dalam praktek dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut : 
A. Menerbitkan majalah organisasi
Majalah organisasi berfungsi dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan public intern maupun dengan public ekstern. Berdasarkan publik yang dituju, maka majalah organisasi diklasifikasikan sebagai: majalah intern, majalah ekstern, dan majalah ekstern-intern.
       B.  Membuat film dokumenter
Pembuatan film dimulai dengan sebuah idea. Berdasarkan idea ini ditentukan suatu tema dari cerita atau kisah yang akan divisualisasikan dalam bentuk film. Dalam kegiatan PRs film banyak digunakan baik untuk peragaan, pendidikan maupun periklanan. Dalam hubungan penyusunan skenario film sebagai unsur pokok bagi film dokumentar, pertama-tama yang penting harus dipahami ialah bahasa kamera.
       C. Menyelenggarakan pameran
Pameran dianggap sebagai sarana efektif untuk penerangan dan pendidikan, karena orang-orang dapat melihat benda-benda dalam bentuk yang sebenarnya baik dalam keadaan diam maupun dalam proses kerjanya.
Dalam pameran sering terdapat berbagai model sebagai penunjang untuk memberikan penjelasan terhadap tema pameran. Grafik dan diagram juga sering dipasang di dinding-dinding ruang pameran untuk membantu memberikan penjelasan.
Usaha membangkitkan perhatian dalam rangka menyelenggarakan pameran adalah yang terpenting dari segalanya. Jadi usaha untuk membangkitkan perhatian publik harus mendapatkan pemikiran utama. Upaya untuk membangkitkan perhatian dilakukan di luar gedung pameran, sedangkan usaha untuk menumbuhkannya dilakukian di dalam ruangan.
Ada beberapa cara untuk menarik perhatian publik yang lalu lalang di luar agar masuk ke dalam ruangan pameran:
1.      Menciptakan bentuk istimewa
2.      Memberi warna yang kontras
3.      Memperdengarkan suara keras
       D.      Menggunakan media massa
     Kegiatan purel dengan menggunakan media massa dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan publisitas dan periklanan. Publisitas adalah penyebaran informasi yang membuat hal-hal menjadi umum dilihat dari pandangan pihak yang ingin memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Publisitas dilakukan untuk kepentingan pihak yang menyebarkan informasi dalam hal ini publicity-an atau PRO. Pada dasarnya publisitas adalah berita. Tugas publisitas adalah memamparkan suatu kisah. Publisitas adalah pengetahuan tentang mengolah berita.
Kemudian periklanan. Pada garis besarnya iklan dapat diklasifikasikan sebagai iklan yang persuasif komersial dan informatif non komersial. Yang pertama adalah iklan yang memprogamkan barang atau jasa yang menimbulkan keuntungan pada pihak perusahaan yang memasang iklan. Jenis yang kedua adalah iklan pemberitahuan kepada publik mengenai sesuatu hal.

13.     HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN HUMAN RELATIONS DAN PUBLIC RELATIONS
Dalam membahas kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai human relations dan public relations. Sukses tidaknya kegiatan human relations dan public relations tergantung dari kepemimpinan para pemimpin di suatu organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang mengarahkan (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influence), atau mengontrol pikiran, perasaan dan perilaku orang lain.
Pada pokoknya, ada tiga gaya kepemimpinan yakni : kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan yang bebas. Berdasarkan sebuah eksperimen mengenai pelaksanaan kepemimpinan dalam melakukan suatu aktivitas human relations maupun public relations, gaya kepemimpinan yang terbaik adalah gaya kepemimpinan yang demokratis. Pada gaya kepemimpinan demokratis ini, pemimpin berpartisipasi dan berinteraksi dengan para karyawannya. Dalam kepemimpinan seperti ini, pendapat para karyawan dilibatkan sehingga menyebabkan setiap karyawan merasa dirinya berharga, bertanggungjawab atas keputusan tersebut dan bersedia melaksanakan sepenuhnya tanggung jawab itu.

14.     ETIKA DALAM HUMAN RELATIONS DAN PUBLIC RELATIONS
Sebelum melakukan human relations maupun public relations, sikap etis harus tercermin pada diri si pemimpin atau orang yang akan melakukan human relations atau public relations. Seorang pemimpin yang mencerminkan sikap seperti seorang gusti akan sukar disenangi dan disayangi orang-orang di lingkungan kerjanya dengan hati yang murni. Rasa segan yang tampak bukanlah rasa segan, melainkan rasa takut atau rasa benci.
Human relations adalah suatu bentuk komunikasi yang persuasi, maka dari itu dibutuhkan persuasi yang etislah yang perlu dilaksanakan oleh pemimpin organisasi dalam mempraktekkan human relations dalam memecahkan masalah yang diderita pada karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk bekerja lebih giat dengan perasaan yang bahagia dan hati yang puas. Demikian pulalah yang harus dilakukan jika melakukankegiatan human relations dengan orang-orang lain di luar organisasi.

Pentingnya sikap dan perilaku etis juga penting dilakukan oleh para PRO, karena manusia-manusia yang menjadi sasaran ialah bukan hanya terdapat di dalam organisasi, tapi juga di luar organisasi. Karena banyaknya tugas PRO, maka selain memahami tentang etika juga harus memahami tentang etiket. Etiket dapat diartikan sebagai “persyaratan konvensional mengenai perilaku sosial” atau “aturan sopan santun dalam pergaulan”.

1 komentar: