1.
PENDAHULUAN
A.
Tinjauan
Historis Human Relations
Gerakan human relations dirintis oleh Jack Hallowan
sekitar tahun 1850. Awal kemunculannya disebabkan oleh banyaknya perhatian yang
tertuju kepada kebutuhan para pekerja yang mempengaruhi produktivitas kerja.
Human relations muncul sebagai suatu konsep dengan melalui proses perjuangan
dan pengujian yang sangat panjang, disertai pembuktian gejala hubungan manusia
dalam proses produksi, baik produksi jasa maupun barang.
Sebelumnya para manajer memandang para pekerja sebagai
komoditi yang dapat diperjualbelikan, bekerja dengan waktu yang teramat lama
dengan upah yang rendah, serta kondisi kerja yang menyedihkan.
Kemajuan teknologi adanya Revolusi Industri menimbulkan
pemikiran tentang peran tenaga manusia dalam organisasi mulai tahun 1760 di
Inggris sampai penyebarannya ke Negara lain.
B.
Pengertian
Human Relations
Dalam arti sempit, human relations diartikan sebagai komunikasi
persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka
dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan dengan tujuan untuk
menggugah kegairahan dan kegiatan kerja dengan semangat kerjasama yang
produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati (Onong Uchajana).
Human relation sadalah keseluruh rangkaian hubungan, baik yang
bersifat formal dan non-formal, antara atasan dan bawahan, atasan dengan
atasan, serta bawahan dengan bawahan yang lain yang harus dibina dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang
intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
C.
Inti Aktivitas
Human Relations
Inti dari aktivitas Human Relations adalah komunikasi dan motivasi.
v
Komunikasi
yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
melalui media atau perantara
tertentu.
v Motivasi yaitu proses pemberian dorongan atau daya gerak agar
seseorang melakukan sesuatu, dalam hal ini misalnya dari seorang atasan kepada
bawahannya agar ia giat bekerja.
2.
PRINSIP, MAKSUD
DAN TUJUAN HUMAN RELATIONS
A.
Prinsip Human
Relations
Prinsip-prinsip Human Relations menurut
Sondang Siagian dikenal dengan “The Ten Commandement of Human Relation”,
yaitu:
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan
tujuan individu dalam organisasi.
2. Suasana kerja yang menyenangkan
3. Informalitas yang wajar dalam lingkungan kerja
4. Manusia (karyawan atau bawahan) bukan mesin
5. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat maksimal
6. Pekerjaan menarik dan penuh tantangan
7. Pengakuan serta penghargaan atas keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas
8. Alat perlengkapan yang cukup
9. The right man in the right place (orang yang tepat untuk bidang atau jabatan tertentu)
10. Balas jasa (gaji atau imbalan) harus setimpal dengan jasa
yang diberikan
B.
Maksud dan Tujuan
Human Relations
Maksud dan tujuan dari human
relations dalam suatu organisasi atau perusahaan yaitu :
v Untuk meningkatkan gairah kerja karyawan
v Untuk memunculkan hubungan kerjasama
yang baik
v Untuk mengurangi aspek negatif atau konflik yang terjadi antara
sesama bawahan atau antara bawahan dan atasan
v Agar kita mengetahui hubungan kerja dengan faktor psikologis,
sosiologis, komunikasi serta ekologi
v Untuk menciptakan pegawai yang produktif
3.
HUBUNGAN HUMAN
RELATIONS DENGAN PRESTASI KERJA
A.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap karyawan
terhadap hasil pekerjaan yang dihadapinya. Adapun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja yang baik antara lain adalah hubungan yang terjalin
dengan baik antar karyawan (human relations), situasi dan kondisi fisik dari
lingkungan kerja itu sendiri, keamanan kerja yang baik, keadaan sosial
lingkungan kerja, perhatian pada kebutuhan rohani, jasmani maupun harga diri
dari lingkungan kerja, faktor kepemimpinan, pemberian insentif yang
menyenangkan bagi pekerja.
Dengan kepuasan kerja yang tinggi
dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan memberikan hasil
kerja yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sehingga tujuan
dari instansi dapat tercapai.
B.
Gairah Kerja
Gairah kerja yaitu hasrat atau
semangat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam aktivitas suatu
organisasi dibutuhkan human relations yang berupa bentuk komunikasi dan
motivasi yang bisa meningkatkan gairah bekerja seorang karyawan.
C.
Prestasi Kerja
Prestasi kerja yaitu hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang atau suatu perusahaan berdasarkan kecakapan,
keterampilan pengalaman, kesungguhan, serta jawaban-jawaban dari beberapa
faktor seperti :
·
Kemampuan,
sikap, minat, pegawai
·
Kejelasan tugas
dan peranan
·
Motivasi
Dengan melakukan human relations yang baik, maka gairah kerja karyawan
akan meningkat dan prestasi kerja pun tercapai.
D.
Stress
Menurut T. Hani Handoko (1998:200), stress adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Stress terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungan kerja dan pada akhirnya akan
mempegaruhi prestasi kerja.
4.
MOTIF DAN
MOTIVASI
A.
Kekuatan dan
Perubahan Motif
Motif adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk bersikap
dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif merupakan tahap awal dari
proses motivasi.
Suatu motif timbul berdasarkan kebutuhan hidup yang bervariasi
dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks. Sehingga tidak mengherankan
jika kekuatan motivasi individu juga bisa mengalami perubahan.
Suatu
motivasi cenderung mengurangi kekuatannya manakala:
a.
Tercapainya suatu kepuasan
b.
Terhalangnya pencapaian kepuasan
c.
Perbedaan kognisi
d.
Frustasi atau
e.
Kekuatan motivasinya bertambah.
B.
Pemuasan
Kebutuhan (Hirarki Kebutuhan)
Abraham Maslow mengemukakan teori hirarki kebutuhan dimana teori
ini menekankan bahwa manusia terdorong untuk melakukan usaha untuk memuaskan
lima kebutuhan dasar yang belum terpuaskan yang melekat pada diri manusia. Lima
kebutuhan tersebut tersusun secara hierarkis dari tingkat yang sangat dasar
hingga tingkat yang tinggi. Artinya, bila kebutuhan tingkat dasar telah
terpenuhi barulah seseorang akan memenuhi kebutuhan pada tingkat diatasnya yang
lebih tinggi. Lima kebutuhan tersebut yaitu:
1)
Fisiologis : kebutuhan akan makan, minum,
tempat tinggal, dan bebas dari rasa sakit.
2)
Keselamatan dan keamanan (safety dan
security) : kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni aman dari ancaman
kejadian atau lingkungan.
3)
Rasa memiliki (belongingness), sosial
dan cinta : kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi dan cinta.
4)
Harga diri (esteems) : kebutuhan akan
penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
5)
Perwujudan diri (self actualization) :
kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan memaksimumkan penggunaan kemampuan
, keahlian dan potensi.
C.
Kategori
Aktivitas Situasi Motivasi
Dalam suatu lingkungan kerja,
motivasi memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan gairah kerja para
karyawan. Fungsi human relations dalam kegiatan manajemen adalah memotivasi
karyawan agar ia mampu bekerja lebih giat sehingga menghasilkan produktivitas.
Suatu motif timbul berdasarkan
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia itu meliputi kebutuhan primer atau
kebutuhan psikologis dan kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang bersifat sosial
psikologis. Antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya pastilah
memiliki beberapa kebutuhan yang berbeda, maka dari itu motivasi yang dilakukan
harus disesuaikan bergantung kebutuhan karyawan tersebut.
Selain faktor kebutuhan, faktor
lainnya yang termasuk kategori aktivitas situasi motivasi berdasarkan
eksperimen adalah faktor persaingan dengan orang lain, bersaing dengan diri
sendiri, serta faktor pembuatan jarak.
5.
HUBUNGAN
KEPUASAN KERJA DENGAN PRESTASI KERJA
A.
Stress dan
Prestasi Kerja
Dalam hubungannya dengan prestasi kerja, stress dapat mendorong dan juga
dapat menjadi penghambat pelaksanaan kerja. Jika tidak ada stress, tantangan
kerja pun tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah. Sejalan dengan
meningkatnya stress, prestasi kerja cenderung naik. Namun bila stress terlalu
besar, dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
B.
Hambatan
Pemuasan Kebutuhan
Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan
yang tidak terpenuhi adalah kebutuhan utama dan bahwa tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi berikutnya tidak akan tergerak apabila kebutuhan utama belum
dipenuhi secara wajar. Dengan demikian, seseorang maju ke atas hirarki
kebutuhan setelah terpenuhi tingkat kebutuhan lebih rendah dan sebaliknya Jika seseorang terus menerus terhambat dalam
usahanya untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan pertumbuhan, maka kebutuhan akan
keterkaitan muncul kembali sebagai
kekuatan motivasi utama yang menyebabkan individu tersebut mengarahkan kembali
upayanya menuju pemenuhan kategori yang lebih rendah. Jadi hambatan tersebut
mengarah pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih rendah.
C.
Dorongan Untuk
Berprestasi
Dorongan untuk Berprestasi (Need
of Achievement) adalah keinginan/tekad untuk bekerja dengan baik atau
melampaui standar prestasi. Standar tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri
di masa lampau (Improvement); ukuran yang objektif (results
orientation); melebihi orang lain (competitiveness); sasaran yang
menantang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang lain (innovation).
Hal ini menunjukan dorongan untuk bertindak secara lebih baik dan efisien.
Tingkat kedalaman perilaku untuk
berprestasi antara lain:
1.
Mencapai standar prestasi yang ditentukan
2.
Meningkatkan kinerja
3.
Menetapkan dan bekerja untuk mencapai sasaran yang menantang
4.
Membuat keputusan berdasarkan analisa manfaat biaya.
5.
Bertindak dengan mengambil risiko.
6.
HUMAN RELATIONS
DAN KOMUNIKASI
A.
Konseling
Sebagai Teknik Human Relations
Ditinjau
dari segi komunikasi konseling adalah komunikasi antar persona. Yang bertindak
sebagai konselor adalah manajer atau pimpinan kelompok karya, sedangkan
konselinya adalah karyawan yang menghadapi suatu masalah atau yang menderita
frustasi atau stress.
Tujuan
konseling ialah membantu para karyawan memecahkan masalahnya sendiri,
memecahkan masalah yang bersangkutan dengan karyawan atau mengusahakan adanya
suatu yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkin ada.
Dalam
kegiatan human relations ada dua jenis konseling yang dapat dilakukan oleh
seorang manajer atau pimpinan kelompok karya. Kedua jenis tersebut ialah
konseling yang langsung terarah dan konseling yang tak langsung terarah.
B.
Teori Motivasi
Secara umum, teori motivasi dibedakan dalam dua kategori yaitu :
1.
Teori isi (content
theories) atau teori kebutuhan (need theories), yaitu teori yang
membantu manajer memahami bagaimana kebutuhan-kebutuhan karyawannya dan
bagaimana orang dengan kebutuhan berbeda mampu merespon situasi kerja berbeda.
Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a.
Teori hierarki
kebutuhan menurut Abraham Maslow
b.
Teori ERG
(Existence Relatedness Growth Theory) dari Clayton Alderfer
c.
Teori kebutuhan
motivasional dari David McClelland
d.
Teori dua faktor
dari Frederick Herzberg
2.
Teori proses (process
theories), yaitu teori yang membantu manajer memahami bagaimana orang
memberi makna terhadap imbalan dan peluang kerja yang tersedia untuk
mengambilnya. Yang termasuk ke dalam teori ini yaitu :
a.
Teori harapan
dari Victor Vroom
b.
Teori Keadilan
dari J. Stacy Adams
c.
Teori Penguatan
dari B.F. Skinner
C.
Pendekatan
Terpadu
Harsey and Blanchard memadukan
bermacam–macam teori yang berhubungan dengan daya, motivasi, kepemimpinan,
perilaku, kepribadian, control, pengembangan organisasi, perubahan organisasi
dan lain–lain dikarenakan kebanyakan teori-teori tersebut hanya diuraikan sebagai
konsep–konsep yang berdiri sendiri, sebagai konsep yang tidak ada hubungannya
satu sama lain. Ia memadukannya ke dalam pendekatan kepemimpinan situasional
untuk maksud lebih menunjukkan persamaan dari pada perbedaan di antara teori–teori
tersebut. Beberapa teori yang dipadukan tersebu diantaranya : perpaduan
antara teori motivasi jenjang kebutuhan, teori tingkat kematangan bawahan,
dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara teori
motivasi dua faktor, tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan kepemimpinan
situasional; perpaduan antara teori 4 sistem manajemen, teori tingkat
kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional; perpaduan antara
teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan
situasional; dan selain yang disebutkan tersebut masih banyak beberapa
pendekatan terpadu lainnya.
7.
KEDUDUKAN HUMAN
RELATIONS DALAM ADMINISTRASI
Di dalam setiap kegiatan administrasi, unsur manusia
serta hubungan-hubungan antarmanusia itu merupakan faktor yang menentukan
sukses-tidaknya proses administrasi itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa
manusia di dalam suatu organisasi tidak boleh diperlakukan sama dengan
unsur-unsur administrasi lainnya. Maka dari itu human relations harus dibina
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan
suasana kerja yang serasi dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
8.
KEDUDUKAN HUMAN
RELATIONS DALAM HUBUNGAN KERJA
Kedudukan human relations dalam
hubungan kerja adalah berfungsi sebagai pemberi keseimbangan antara subjective
goal dan objective goal. Subjective goal adalah kebutuhan
dari karyawan berupa materil (sandang, pangan, papan, dll) maupun kebutuhan
non-materil (rasa aman, hubungan kerja yang harmonis, penghargaan, dll).
Sedangkan objective goal adalah tuntutan instansi terhadap karyawannya
untuk mewujudkan misi berupa peningkatan peayanan pada masyarakat (public
service), bantuan yang bersifat sosial, dan mencari keuntungan.
9.
HUBUNGAN
ADMINISTRASI, ORGANISASI, MANAJEMEN, DAN HUMAN RELATIONS
Mengenai hubungan administrasi,
organisasi, manajemen dan human relations dapat dianalisis berdasarkan teori
buah rambutan, dimana administrasi merupakan aktivitas terluas yang didalamnya
mencakup organisasi (sebagai administrasi dalam bentuk statis) dan manajemen
(sebagai administrasi dalam bentuk dinamis). Administrasi itu berhubungan
dengan organisasi, dan dalam organisasi tersebut pasti ada fungsi-fungsi
manajemen. Dalam menjalankan kegiatan tersebut maka dibutuhkan human relations
yang baik untuk menjalin kerjasama yang harmonis untuk mencapai tujuan.
10.
PUBLIC
RELATIONS DALAM MANAJEMEN
A.
Perkembangan
Public Relations
o
.... - abad 17 à‘PRs as Non Organized Activity’ (public
relations bukan merupakan aktivitas organisasi)
o
Abad 17 – 18 à‘PRs as Organized Activity’ (public relations mendukung
aktivitas organisasi)
o
Abad 18 - 20 à‘PRs as
Profesional’ (public
relations sebagai profesi yang dikemas dengan profesional)
o
sekarang fase ‘PRs
as Science’à(humas
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan atau kental dengan teori)
B.
Pengertian dan
Definisi Public Relations
v The British Institute of Public
Relationsàaktivitas public relations adalah mengelola komunikasi antar
organisasi dan publiknya. Praktik PR adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya
untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya
v The Stastment of Mexico àpublic
relations adalah
seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi
konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanaka
program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik
kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.
v IPRA (International Public Relations
Associaton)à PRs
adalah
fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi
dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan
dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan
penelitian opini public di antara mereka.
C.
Proses Public
Relations
Menurut Professor
Marston, pakar Purel (Public Relations), ia menjelaskan bahwa kegiatan atau proses Public Relations melalui
empat tahap, yakni tahap-tahap penelitian (research), perencanaan (planning),
penggiatan (action), dan evaluasi (evaluation). Tahap ini
berlangsung secara berkesinambungan.
11.
PUBLIC
RELATIONS OFFICER (PRO)
A.
Fungsi Public
Relations
Fungsi public
relations menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations,
Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi purel yakni :
1. Mengabdi kepada kepentingan umum
2. Memelihara komunikasi yang baik
3. Menitik-beratkan moral dan tingkah
laku yang baik
B.
Internal Public
Relations
1.
Hubungan
dengan Karyawan (Employee Relations) à Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat
perbedaan, disebabkan memang beda dalam lingkungan hidupnya, pengalamannya,
pendidikannya dsb. Tetapi di antara mereka terdapat hal-hal yang sama. Mereka
sama-sama menghendaki: upah yang cukup, perlakuan yang adil, ketenangan
bekerja, perasaan diakui, penghargaan atas hasil kerja, penyalur perasaan.
2.
Hubungan
dengan Pemegang Saham (Stockholder Relations)à
Komunikasi dengan para pemegang
saham dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: menyatakan selamat kepada
pemegang saham yang baru, memberikan laporan, mengirimkan majalah organisasi, mengadakan
pertemuan.
C.
Eksternal
Public Relations
3.
Hubungan
dengan Pelanggan (Customer Relations)àPara pelanggan tetap harus selalu
dipegang jangan sampai pindah perhatiannya dan menjadi pelanggan perusahaan
lain.
4.
Hubungan
dengan Khalayak Sekitar (Community Relations)àKhalayak
sekitar adalah orang-orang yang bertempat tinggal di sekitar komplek
organisasi.
5.
Hubungan
dengan Pemerintah (Goverment Relations)àKomunikasi
dengan instansi-instansi pemerintah ini akan membina dan hubungan harmonis,
akan banyak membantu memperlancar jalannya organisasi.
6.
Hubungan
dengan Pers (Press Relation)àHubungan baik terpelihara terus
dengan orang-orang media massa, akan memperlancar kegiatan publikasi.
12.
PUBLIC
RELATIONS DALAM PRAKTEK
Public
relations dalam praktek dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut :
A. Menerbitkan majalah organisasi
Majalah
organisasi berfungsi dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis
antara pimpinan organisasi dengan public intern maupun dengan public ekstern. Berdasarkan
publik yang dituju, maka majalah organisasi diklasifikasikan sebagai: majalah
intern, majalah ekstern, dan majalah ekstern-intern.
B. Membuat film dokumenter
Pembuatan
film dimulai dengan sebuah idea. Berdasarkan idea ini ditentukan suatu tema
dari cerita atau kisah yang akan divisualisasikan dalam bentuk film. Dalam
kegiatan PRs film banyak digunakan baik untuk peragaan, pendidikan maupun
periklanan. Dalam hubungan penyusunan skenario film sebagai unsur pokok bagi
film dokumentar, pertama-tama yang penting harus dipahami ialah bahasa kamera.
C.
Menyelenggarakan pameran
Pameran
dianggap sebagai sarana efektif untuk penerangan dan pendidikan, karena
orang-orang dapat melihat benda-benda dalam bentuk yang sebenarnya baik dalam
keadaan diam maupun dalam proses kerjanya.
Dalam
pameran sering terdapat berbagai model sebagai penunjang untuk memberikan
penjelasan terhadap tema pameran. Grafik dan diagram juga sering dipasang di
dinding-dinding ruang pameran untuk membantu memberikan penjelasan.
Usaha
membangkitkan perhatian dalam rangka menyelenggarakan pameran adalah yang
terpenting dari segalanya. Jadi usaha untuk membangkitkan perhatian publik
harus mendapatkan pemikiran utama. Upaya untuk membangkitkan perhatian
dilakukan di luar gedung pameran, sedangkan usaha untuk menumbuhkannya
dilakukian di dalam ruangan.
Ada
beberapa cara untuk menarik perhatian publik yang lalu lalang di luar agar
masuk ke dalam ruangan pameran:
1. Menciptakan bentuk istimewa
2. Memberi warna yang kontras
3. Memperdengarkan suara keras
D.
Menggunakan media massa
Kegiatan purel dengan menggunakan media massa dapat diklasifikasikan sebagai
kegiatan publisitas dan periklanan. Publisitas adalah penyebaran informasi yang
membuat hal-hal menjadi umum dilihat dari pandangan pihak yang ingin
memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Publisitas dilakukan untuk
kepentingan pihak yang menyebarkan informasi dalam hal ini publicity-an
atau PRO. Pada dasarnya publisitas adalah berita. Tugas publisitas adalah
memamparkan suatu kisah. Publisitas adalah pengetahuan tentang mengolah berita.
Kemudian periklanan. Pada garis
besarnya iklan dapat diklasifikasikan sebagai iklan yang persuasif komersial
dan informatif non komersial. Yang pertama adalah iklan yang memprogamkan
barang atau jasa yang menimbulkan keuntungan pada pihak perusahaan yang
memasang iklan. Jenis yang kedua adalah iklan pemberitahuan kepada publik
mengenai sesuatu hal.
13.
HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN DENGAN HUMAN RELATIONS DAN PUBLIC RELATIONS
Dalam membahas
kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai human relations dan public
relations. Sukses tidaknya kegiatan human
relations dan public relations tergantung
dari kepemimpinan para pemimpin di suatu organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah suatu proses dimana
seseorang mengarahkan (directs), membimbing (guides), mempengaruhi
(influence), atau mengontrol pikiran, perasaan dan perilaku orang lain.
Pada pokoknya, ada tiga gaya kepemimpinan
yakni : kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan yang
bebas. Berdasarkan sebuah eksperimen mengenai pelaksanaan kepemimpinan dalam
melakukan suatu aktivitas human relations maupun public relations, gaya
kepemimpinan yang terbaik adalah gaya kepemimpinan yang demokratis. Pada gaya
kepemimpinan demokratis ini, pemimpin berpartisipasi dan berinteraksi dengan
para karyawannya. Dalam kepemimpinan seperti ini, pendapat para karyawan dilibatkan
sehingga menyebabkan setiap karyawan merasa dirinya berharga, bertanggungjawab
atas keputusan tersebut dan bersedia melaksanakan sepenuhnya tanggung jawab
itu.
14.
ETIKA DALAM
HUMAN RELATIONS DAN PUBLIC RELATIONS
Sebelum melakukan human relations
maupun public relations, sikap etis harus tercermin pada diri si pemimpin atau
orang yang akan melakukan human relations atau public relations. Seorang
pemimpin yang mencerminkan sikap seperti seorang gusti akan sukar disenangi dan
disayangi orang-orang di lingkungan kerjanya dengan hati yang murni. Rasa segan
yang tampak bukanlah rasa segan, melainkan rasa takut atau rasa benci.
Human relations adalah suatu bentuk
komunikasi yang persuasi, maka dari itu dibutuhkan persuasi yang etislah yang
perlu dilaksanakan oleh pemimpin organisasi dalam mempraktekkan human relations
dalam memecahkan masalah yang diderita pada karyawan, sehingga mereka
termotivasi untuk bekerja lebih giat dengan perasaan yang bahagia dan hati yang
puas. Demikian pulalah yang harus dilakukan jika melakukankegiatan human
relations dengan orang-orang lain di luar organisasi.
Pentingnya sikap dan perilaku etis
juga penting dilakukan oleh para PRO, karena manusia-manusia yang menjadi
sasaran ialah bukan hanya terdapat di dalam organisasi, tapi juga di luar
organisasi. Karena banyaknya tugas PRO, maka selain memahami tentang etika juga
harus memahami tentang etiket. Etiket dapat diartikan sebagai “persyaratan
konvensional mengenai perilaku sosial” atau “aturan sopan santun dalam
pergaulan”.
daftar pustakanya mana gan?
BalasHapus